Ruwa 1994: Ketika UFO Menyapa Murid Sekolah Ariel
Pada 14 September 1994, warga menyaksikan sebuah objek terbang tak dikenal (UFO) melintas di langit Afrika. Selang dua hari, objek tersebut tampak mendarat di lapangan sekolah di Ruwa, Zimbabwe. Sebuah makhluk yang belum pernah dilihat muncul dari objek tersebut. Kejadian langka ini disaksikan oleh 62 siswa yang kebetulan berada di lapangan sekolah saat itu.
Berjarak sekitar 20 kilometer dari Harare, di kota Ruwa, sekelompok siswa yang sedang asyik bermain di sekolah akan menghadapi kejadian yang sangat menakjubkan.
Waktu menunjukkan pukul 10:15 pagi. Di Sekolah Dasar Ariel, semua guru sedang sibuk dalam sebuah rapat, sehingga anak-anak dibiarkan bermain sendiri tanpa ada yang mengawasi. Hanya ada satu orang dewasa di tempat itu, yaitu seorang ibu yang tengah menjaga kantin sekolah.
Beberapa siswa memilih untuk bermain sepak bola di lapangan. Sekolah Ariel adalah tempat yang unik dengan siswa yang berasal dari berbagai suku dan latar belakang.
Saat mereka asyik bermain, tiba-tiba, beberapa anak menunjuk ke langit dengan wajah terkejut. Segera, siswa lainnya juga menatap ke atas.
Mereka melihat tiga objek bulat berwarna perak yang aneh terbang melewati sekolah. Tak lama kemudian, disertai cahaya yang sangat terang, ketiga objek tersebut lenyap dan muncul lagi di tempat yang berbeda. Hal ini berulang beberapa kali sampai akhirnya gerakan objek-objek itu melambat.
Kemudian, satu dari objek tersebut mulai turun dan mendarat di sebuah area yang dipenuhi pohon dan semak, sekitar 100 meter dari lapangan tempat para siswa bermain.
Pada saat kejadian, 62 anak usia 6 hingga 12 tahun menjadi saksi mata dari peristiwa tersebut.
Tak berapa lama, muncul seorang pria kecil dengan tinggi kira-kira 1 meter dari atas objek itu. Dia kemudian turun dan mulai berjalan dengan gerakan yang tidak biasa.
Berdasarkan cerita dari anak-anak tersebut, pria kecil yang muncul itu mengenakan pakaian hitam yang ketat dan tampak mengkilap. Wajahnya tampak pucat dengan rambut hitam yang panjang sampai bahu (meskipun ada juga yang mengatakan makhluk tersebut tidak memiliki rambut). Pria itu memiliki leher yang sedikit panjang dan mata yang besar serta bulat.
Melihat kejadian yang tidak biasa ini, beberapa anak kecil langsung menangis karena takut. Mereka berpikir bahwa iblis telah datang untuk mengambil mereka. Memang, dalam budaya Zimbabwe, terdapat cerita tentang Tokoloshis, yaitu iblis yang dikatakan suka memakan anak-anak.
Seorang anak berlari ke kantin sambil meminta tolong. Namun, ibu yang menjaga kantin tidak mau meninggalkan tempatnya karena khawatir dagangannya akan diambil oleh anak-anak lain.
Melihat anak-anak yang hanya terdiam, pria kecil tersebut tampak bimbang, kemudian ia berjalan menjauhi mereka dan lenyap. Tak lama setelah itu, muncul lagi seorang pria kecil di belakang objek itu, tidak diketahui apakah dia orang yang sama atau berbeda.
Setelah beberapa waktu, pria kecil itu pun menghilang dari pandangan dan objek tersebut pun terbang tinggi dan lenyap dari langit.
Kejadian penampakan tersebut berlangsung selama kira-kira 15 menit dan membuat para siswa di sekolah itu terkejut dan takut.
Kabar tentang pendaratan UFO dan kehadiran alien dekat Sekolah Ariel dengan cepat menarik perhatian para peneliti UFO. Mereka datang ke tempat itu untuk mewawancarai siswa-siswa dan meminta mereka mengingat kembali apa yang telah mereka saksikan.
"Mulanya, saya pikir dia adalah tukang kebun," ujar seorang murid kelas empat. "Namun, saya kemudian sadar bahwa dia adalah alien."
Murid tersebut juga menyebutkan bahwa alien itu memiliki mata yang sangat besar, sebesar bola rugby. Tentang cara berjalannya, dia berkata bahwa alien itu bergerak seolah-olah sedang melompat-lompat di bulan, meski tidak persis sama.
Meskipun merasa takut, ada beberapa murid yang tampak sangat penasaran dengan sosok asing itu.
Isabella, yang berumur 10 tahun, mengatakan: "Dia hanya memandang kami. Penampilannya menyeramkan. Kami mencoba untuk tidak memandanginya. Tapi, seolah-olah mata dan perasaanku tertarik padanya."
Yang menarik, Isabella dan teman-temannya yakin bahwa makhluk tersebut telah berkomunikasi dengan mereka melalui tatapan matanya, menyampaikan pesan tentang bagaimana perilaku manusia telah merusak bumi.
Elsa, yang bukan nama sebenarnya, juga merasakan hal yang sama. Saat ia memandang makhluk tersebut, ia merasa khawatir akan kondisi bumi yang semakin memburuk. Ia percaya bahwa makhluk itu ingin menyampaikan sesuatu tentang masa depan planet kita.
“Dunia ini mungkin akan berakhir, bisa jadi karena kita tidak merawat bumi atau udaranya dengan baik. Bayangkan keadaan di mana pohon-pohon roboh, udara menjadi langka, dan banyak orang sakit. Sepertinya semua pikiran itu ditransfer ke dalam pikiranku melalui mata makhluk kecil itu.”
Elsa mengungkapkan bahwa kekhawatiran tersebut terus menghantuinya sampai ia kembali ke rumah.
Cynthia Hind, seorang peneliti UFO dari Afrika yang turut menyelidiki peristiwa tersebut pada hari berikutnya, meminta para siswa untuk menggambarkan apa yang mereka lihat. Hasilnya, ia menerima 35 gambar sketsa yang semuanya menggambarkan objek yang mirip satu sama lain.
Seorang siswi yang memberikan gambar yang ia buat berkata dengan serius, "Saya bersumpah atas semua rambut di kepala saya dan atas Alkitab bahwa saya tidak berbohong."
Apa yang benar-benar terjadi di Ruwa masih menjadi pertanyaan besar.
Banyak yang bertanya-tanya, apakah mungkin anak-anak itu bersepakat untuk membuat cerita palsu?
Kejadian aneh yang terjadi di Sekolah Ariel ini dianggap sebagai salah satu dari misteri UFO yang paling menarik di zaman modern. Banyak upaya telah dilakukan untuk menjelaskan kejadian ini, namun belum ada penjelasan yang benar-benar memuaskan.
Ada sebuah program televisi di Afrika yang pernah mengusulkan bahwa mungkin saja anak-anak itu keliru mengira gas rawa sebagai UFO. Namun, teori ini terdengar tidak masuk akal. Bagaimana mungkin gas rawa dapat tampak seperti sosok pria kecil dengan mata besar?
Jadi, apa lagi kemungkinan yang ada?
Ayo kita ulas satu per satu.
Kemungkinan yang pertama mungkin adalah anak-anak tersebut telah menjadi korban lelucon dari beberapa orang yang suka berkelakar. Mungkin saja mereka telah membuat sebuah model UFO palsu dan meminta seorang bocah untuk berpura-pura menjadi alien. Anak-anak dipilih sebagai sasaran karena masih banyak yang percaya bahwa anak-anak selalu berkata jujur.
Tujuan dari aksi ini bisa jadi hanya untuk bercanda, sebagai bagian dari kampanye pelestarian lingkungan, atau mungkin untuk menyebarkan gagasan tentang adanya alien.
Jika memang demikian, bagaimanakah mereka merancangnya?
Dan bagaimana mereka bisa menjelaskan tentang pesan telepati yang dirasakan oleh beberapa anak?
Kemungkinan lain yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa anak-anak tersebut mungkin menyaksikan sebuah eksperimen rahasia yang dilakukan oleh pemerintah. Bisa jadi, pemerintah Zimbabwe sedang melakukan uji coba pesawat tempur baru yang sangat mahal, dengan nilai mencapai 40 kuadriliun dolar Zimbabwe (sebagai informasi, pada tahun 2009, harga satu butir telur di sana adalah 35 miliar dolar). Pesawat tersebut mendarat dekat sekolah dan para pilot yang direkrut khusus keluar dari pesawat untuk menghirup udara segar. Sementara itu, pengalaman telepati yang dirasakan oleh beberapa anak mungkin hanya merupakan imajinasi mereka.
Apakah kalian berpikir teori ini masuk akal?
Kemungkinan yang ketiga adalah fenomena histeria massal. Mungkin saja, tanpa alasan yang jelas, 62 siswa di sekolah tersebut mengalami histeria massal yang menyebabkan mereka berhalusinasi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa mereka melihat penampakan dan merasakan telepati. Di masa lalu, histeria massal sering terjadi akibat hal-hal seperti penampakan yang tidak bisa dijelaskan, spora beracun, atau propaganda yang berlebihan.
Namun, apa yang menjadi pemicu dalam kasus ini masih belum diketahui. Mereka yang mendukung teori ini belum bisa menentukan penyebabnya.
Dr. John Mack, seorang profesor dari Harvard Medical School, berpendapat bahwa tidak ada pemicu khusus karena menurutnya, siswa-siswa tersebut tidak mengalami histeria massal. Dr. Mack telah mengunjungi sekolah tersebut dan mewawancarai 12 siswa yang menyaksikan kejadian itu.
Menurut pendapatnya, keterangan yang diberikan oleh anak-anak tersebut bersifat konsisten, yang menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami histeria massal.
Jika bukan karena histeria massal, maka apa penyebab sebenarnya?
Kemungkinan keempat yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa ke-62 anak tersebut telah merencanakan sebuah penipuan besar-besaran. Mungkin saja, beberapa minggu sebelumnya, mereka mengadakan pertemuan rahasia dan memilih salah satu murid yang paling pintar untuk membuat skenario. Mereka kemudian menyelaraskan pemikiran mereka dan menunjuk seorang pengawas untuk memastikan rencana berjalan lancar. Sebelum pertemuan berakhir, pemimpin pertemuan itu berhasil mengambil sumpah dari semua anak untuk merahasiakan rencana mereka dari siapa pun.
Pada saat yang tepat, ketika para guru sedang sibuk rapat, mereka melaksanakan rencana tersebut dan akhirnya menciptakan salah satu kisah pertemuan UFO yang paling menarik dalam sejarah ufologi. Meskipun ada cukup banyak orang yang percaya bahwa anak-anak ini berbohong, kebanyakan orang mungkin akan menolak teori ini karena sulit membayangkan anak-anak mampu melakukan hal tersebut.
Namun, mungkin setelah menonton film "Home Alone", beberapa dari Anda mungkin mulai mempertimbangkan kemungkinan ini.
Kemungkinan kelima adalah anak-anak tersebut bertemu dengan makhluk gaib hutan. Tokoloshis, iblis yang dikenal memangsa anak-anak, tampaknya ingin muncul untuk mencari makan siang. Namun, setelah melihat banyaknya anak-anak, ia memilih untuk kembali ke guanya dan merencanakan kunjungan berikutnya.
Jika ini benar, maka teknologi telah benar-benar mengubah dunia, termasuk dunia makhluk gaib. Dulu, mungkin mereka hanya menggunakan karpet terbang, tetapi sekarang mereka telah beralih ke piring terbang yang berkilauan.
(Untuk catatan, di Indonesia, makhluk gaib cenderung tidak memakan anak-anak sekolah, melainkan lebih sering merasuki mereka secara bersama-sama).
Kemungkinan terakhir yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa anak-anak tersebut memang benar-benar bertemu dengan makhluk asing dari planet lain. Makhluk-makhluk ini tampaknya lebih peduli terhadap kondisi Bumi dibandingkan manusia itu sendiri.
Mereka memilih untuk datang ke Bumi dan memberi peringatan kepada manusia tentang kemungkinan bencana yang akan terjadi. Mereka datang ke Zimbabwe dan berpikir bahwa 62 anak ini dapat menjadi juru bicara untuk mengingatkan dunia tentang masa depan yang kelam bagi Bumi (meskipun saya pikir mereka seharusnya lebih memilih untuk mengunjungi para pembalak hutan daripada anak-anak).
Tentu saja, kemungkinan ini juga dapat menjelaskan fenomena penampakan dan komunikasi telepati yang dialami.
Sungguh aneh!
Tidak diragukan lagi, kasus ini merupakan salah satu misteri paling menarik di abad ini.
Bukti yang ada hanya dari cerita anak-anak itu. Ada peneliti yang sudah mencoba mencari bukti fisik di tempat kejadian, seperti bekas pendaratan atau radiasi, tapi tidak menemukan apa-apa. Tempatnya tampak tidak tersentuh oleh peristiwa apapun.
Dalam sebuah wawancara, Dr. Mack berkata, “Saya tidak langsung percaya apa yang diceritakan anak-anak itu, tapi saya mempertimbangkannya dengan serius. Saya tidak akan mengatakan bahwa ada alien yang menculik manusia. Namun, saya akan mengatakan bahwa ada fenomena yang menarik dan tidak bisa saya jelaskan yang memerlukan penelitian lebih lanjut.”
Dr. Mack meninggal pada tahun 2004 karena kecelakaan, dan sampai sekarang mungkin belum ada peneliti lain yang sebegitu tertarik dengan kasus Ruwa seperti beliau. Cynthia Hind juga telah meninggal pada tahun 2000.
Jadi, mungkin kasus Ruwa akan segera dilupakan dan menjadi salah satu dari banyak misteri yang belum terpecahkan.
sumber: Enigma Blogger
Komentar
Posting Komentar