KRONOLOGI SERANGAN ISRAEL KE IRAN TANPA ALASAN, AS MENYUSUL...

12 Juni 2025 – Laporan IAEA dan Tuduhan yang Dipertanyakan

Pada tanggal ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan triwulanan yang menyatakan bahwa Iran belum memberikan penjelasan teknis yang memadai terkait jejak uranium di tiga lokasi yang tidak diumumkan sebelumnya. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan bukti langsung bahwa Iran sedang membangun senjata nuklir, melainkan menyoroti kurangnya transparansi dan kerja sama dari pihak Iran sejak 2021.

Israel segera menanggapi laporan ini dengan menyatakan bahwa Iran telah “melewati garis merah” dan menuduhnya melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Namun, tuduhan ini tidak disertai bukti baru yang dapat diverifikasi secara independen. Bahkan, beberapa analis internasional menyebut reaksi Israel sebagai “prematur dan politis,” mengingat laporan IAEA sendiri masih bersifat teknis dan belum menyimpulkan adanya program senjata aktif.

sumber: iaea.org

Negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, dan beberapa anggota Dewan Gubernur IAEA menolak resolusi yang diajukan oleh AS dan sekutunya, menyebutnya sebagai langkah politis yang dapat memperkeruh situasi. Iran sendiri menyebut laporan tersebut sebagai “alat tekanan politik” dan menegaskan bahwa program nuklirnya tetap untuk tujuan damai.

Beberapa pengamat juga menyoroti bahwa Israel tidak memberikan bukti publik atau intelijen terbuka yang mendukung klaim bahwa Iran sedang membangun senjata nuklir. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah tuduhan tersebut digunakan sebagai pembenaran untuk aksi militer yang telah direncanakan sebelumnya?

13 Juni 2025 – Serangan Israel

Pada dini hari, langit Iran berubah merah oleh gelombang serangan udara Israel yang menyasar fasilitas nuklir, pangkalan militer, dan bahkan kawasan permukiman. Serangan ini menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk ilmuwan nuklir dan warga sipil, serta menghancurkan infrastruktur penting di Teheran, Natanz, dan Isfahan.

sumber: unair.ac.id

Israel mengklaim serangan ini sebagai bentuk pre-emptive self-defense—pertahanan diri sebelum diserang. Namun, banyak pihak mempertanyakan: pertahanan dari apa? Tidak ada bukti bahwa Iran sedang membangun senjata nuklir, apalagi bersiap menyerang. Bahkan laporan IAEA sebelumnya tidak menyebutkan pelanggaran eksplisit terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Bayangkan hidup bertetangga. Suatu hari, tetangga kita membeli pisau dapur baru. Lalu kita memukulnya karena takut—mungkin, entah 50 atau 70 tahun lagi—dia akan menggunakan pisau itu untuk melukai kita. Begitulah logika yang digunakan Israel.

Dengan dalih “ancaman eksistensial,” Israel menyerang lebih dulu, tanpa bukti konkret, tanpa mandat internasional, dan tanpa memberi ruang bagi diplomasi. Padahal, Iran saat itu sedang membuka jalur negosiasi nuklir dengan AS dan IAEA.

Beberapa negara sekutu Israel memilih bungkam atau menyatakan “keprihatinan,” sementara negara-negara lain seperti Rusia, Tiongkok, dan Turki mengecam keras serangan tersebut. Pakar hukum internasional menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran terhadap jus ad bellum—hukum yang mengatur kapan sebuah negara boleh menggunakan kekuatan militer.

14 Juni 2025 – Iran Membalas

Tak sampai 24 jam setelah serangan brutal Israel yang menewaskan ilmuwan dan warga sipil Iran, Iran meluncurkan Operasi True Promise III—serangan balasan terkoordinasi yang menyasar pusat-pusat militer dan infrastruktur strategis Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan Ramat Gan.

sumber: x.com

Iran menyatakan bahwa serangan ini adalah “pembalasan yang sah atas agresi terang-terangan”, dan menegaskan bahwa setiap negara berdaulat memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan militer asing. Dalam pidatonya, Ayatollah Ali Khamenei menyebut tindakan Israel sebagai “provokasi berbahaya yang tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi.”

15 Juni 2025 – Serangan Terarah, Bukan Pembalasan Buta

Iran meluncurkan lebih dari 150 rudal balistik dan drone ke target-target militer Israel, termasuk pusat komando IDF, fasilitas pertahanan udara, dan gedung Kementerian Urusan Militer. Serangan ini tidak diarahkan ke warga sipil secara sengaja, dan sebagian besar rudal menyasar instalasi militer yang digunakan untuk menyerang Iran sehari sebelumnya.

sumber: rfi.fr

Meski sistem pertahanan Iron Dome berhasil mencegat sebagian rudal, beberapa proyektil menghantam wilayah padat penduduk, menyebabkan korban jiwa. Namun, Iran menegaskan bahwa kerugian sipil adalah akibat dari kegagalan Israel memisahkan fasilitas militer dari area permukiman, bukan karena niat jahat dari pihak Iran.

16 Juni 2025 – Hak Membalas dan Menahan Diri

Iran kembali meluncurkan gelombang rudal ke wilayah Israel sebagai respons atas serangan lanjutan Israel ke Teheran dan Isfahan. Namun, Iran juga menyatakan bahwa mereka tidak berniat memperluas konflik, dan hanya akan terus menyerang jika agresi Israel berlanjut.

Dalam pernyataan resmi, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyebut bahwa “kami tidak mencari perang, tapi kami tidak akan tunduk pada logika kekerasan sepihak.” Iran juga membuka jalur diplomatik dengan negara-negara non-blok dan Dewan Keamanan PBB untuk menuntut penghentian agresi Israel.

18 Juni 2025 – Iran Gelap Digital

Setelah hampir seminggu konflik terbuka dengan Israel, Iran mengalami pemadaman internet nasional hampir total. Menurut laporan dari NetBlocks dan IODA, lalu lintas internet di Iran turun hingga 97% dibandingkan minggu sebelumnya. Pemerintah Iran menyebut langkah ini sebagai “tindakan defensif untuk mencegah infiltrasi siber Israel”, menyusul serangkaian serangan digital terhadap bank, infrastruktur energi, dan sistem komunikasi.

sumber: accessnow.org

Sebelumnya, kelompok pro-Israel seperti Predatory Sparrow mengklaim bertanggung jawab atas peretasan Bank Sepah dan platform kripto Nobitex, yang menyebabkan kerugian hingga puluhan juta dolar. Iran menuduh Israel melancarkan “perang siber besar-besaran” yang menyasar stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.

Sebagai respons, Iran memperlambat dan memblokir akses ke aplikasi asing, termasuk WhatsApp dan Telegram, dengan alasan bahwa aplikasi-aplikasi ini digunakan untuk melacak lokasi dan komunikasi warga Iran oleh intelijen asing. Pemerintah bahkan menyarankan warga untuk mematikan ponsel saat berpindah lokasi, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor strategis.

Langkah ini menuai kritik dari kelompok HAM dan masyarakat sipil, yang menyebutnya sebagai bentuk penyensoran. Namun, dari sudut pandang Iran, pembatasan ini adalah bentuk pertahanan diri di medan perang modern: dunia maya. Dalam konflik asimetris seperti ini, informasi bisa menjadi senjata yang lebih mematikan daripada rudal.

22 Juni 2025 – Amerika Serikat Turun Tangan

Pada hari ini, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa militer Amerika Serikat telah melancarkan serangan udara presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini dilakukan tanpa mandat PBB dan tanpa persetujuan Kongres, memicu gelombang protes di dalam negeri dan kecaman dari komunitas internasional.

Trump menyebut serangan ini sebagai bagian dari “Operasi Rising Lane”, yang diklaim bertujuan menghentikan ancaman nuklir Iran. Namun, banyak analis menilai bahwa alasan tersebut hanyalah pembungkus diplomatik bagi agenda yang lebih dalam: mengamankan kepentingan energi dan dominasi geopolitik AS di kawasan Teluk Persia.

sumber: i24news.tv

Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan memiliki posisi strategis di Selat Hormuz—jalur vital yang dilalui hampir 20% pasokan minyak global. Sejak awal konflik, harga minyak melonjak hingga 13%, dan pasar global mulai terguncang. Dalam konteks ini, menghancurkan infrastruktur energi Iran bukan hanya soal “keamanan Israel”, tapi juga soal mengendalikan pasar minyak dunia.

Banyak pengamat menilai bahwa dukungan tanpa syarat AS terhadap Israel bukan semata karena aliansi ideologis, melainkan karena Israel berperan sebagai proyeksi kekuatan AS di Timur Tengah. Dengan membiarkan Israel memulai serangan, AS dapat masuk sebagai “penengah bersenjata” dan sekaligus menghancurkan potensi kemandirian energi Iran yang selama ini menjadi batu sandungan bagi dominasi Barat.

Serangan ini memicu kecaman dari Rusia, Tiongkok, dan negara-negara non-blok. Iran menyebut tindakan AS sebagai “deklarasi perang terbuka” dan memperingatkan bahwa semua pangkalan militer AS di kawasan kini menjadi target sah.

sumber: reuters.com

Demonstrasi besar-besaran juga pecah di berbagai kota di AS, menuntut Trump mundur dan menolak keterlibatan militer dalam konflik yang dinilai tidak sah.

23 Juni 2025 – Iran Membalas Serangan AS

Sehari setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran, Teheran meluncurkan serangan balasan ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) di Timur Tengah. Serangan rudal ini, yang disebut Iran sebagai “Operasi Kabar Kemenangan,” menandai eskalasi langsung antara dua negara adidaya.

sumber : npr.org

Ledakan terdengar di langit Doha, dan sistem pertahanan udara Qatar dilaporkan berhasil mencegat sebagian rudal. Meski tidak ada korban jiwa, serangan ini merupakan sinyal bahwa Iran kini menganggap semua pangkalan militer AS di kawasan sebagai target sah.

Dengan keterlibatan langsung AS, dan Iran yang mulai menyerang pangkalan-pangkalan AS di luar wilayahnya, konflik ini tidak lagi bersifat regional. Pakar hubungan internasional memperingatkan bahwa Rusia dan Tiongkok kemungkinan akan mendukung Iran secara terbuka jika AS terus melancarkan serangan. Bahkan, Menteri Luar Negeri Iran telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas aliansi strategis.

Jika salah satu serangan Iran mengenai pasukan AS dan menimbulkan korban besar, respon militer penuh dari Washington hampir tak terhindarkan. Dalam skenario terburuk, keterlibatan Rusia dan Tiongkok bisa memicu konflik global bersenjata—Perang Dunia III bukan lagi fiksi, tapi kemungkinan yang mengintai.

Posisi Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, tidak memihak blok mana pun. Namun, Indonesia telah bergabung dengan 22 negara lain mengecam agresi Israel terhadap Iran sejak 13 Juni. Presiden Prabowo juga telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menunjukkan bahwa Indonesia menjaga komunikasi dengan semua pihak.

Indonesia juga diundang secara resmi oleh Iran untuk berperan dalam jalur diplomatik, menandakan pengakuan terhadap posisi strategis Indonesia sebagai jembatan damai. Dalam pernyataan resminya, pemerintah Indonesia menyerukan deeskalasi dan penghormatan terhadap hukum internasional.

Namun, jika konflik terus meluas, Indonesia akan menghadapi tekanan ekonomi besar, terutama dari lonjakan harga minyak akibat potensi penutupan Selat Hormuz. Pemerintah telah diminta meningkatkan kesiapsiagaan nasional di bidang energi, diplomasi, dan keamanan siber.

Daftar Pustaka
  1. ANTARA News. (2025, Juni 24). Konflik Iran-Israel 2025: Penyebab, perkembangan, dan risiko ke depan. https://www.antaranews.com/berita/4905225/konflik-iran-israel-2025-penyebab-perkembangan-dan-risiko-ke-depan
  2. Tirto.id.. (2025). Rangkuman perang Israel-Iran Juni 2025 hingga isu ceasefire. https://tirto.id/awal-mula-perang-israel-iran-sejak-13-juni-2025-hingga-ceasefire-hdoy
  3. Kompas.com.. (2025, Juni 22). Kronologi AS serang Iran yang memicu pernyataan perang dari Teheran. https://www.kompas.com/tren/read/2025/06/22/105850765/kronologi-as-serang-iran-yang-memicu-pernyataan-perang-dari-teheran
  4. Liputan6. (2025, Juni 22). AS gempur 3 situs nuklir Iran, memperparah eskalasi konflik? https://www.liputan6.com/global/read/6059651/as-gempur-3-situs-nuklir-iran-memperparah-eskalasi-konflik
  5. Suara.com.. (2025, Juni 22). Timeline perang Iran vs Israel-AS: Dari adu proksi hingga konflik terbuka. https://www.suara.com/news/2025/06/22/165609/timeline-perang-iran-vs-israel-as-dari-adu-proksi-hingga-konflik-terbuka
  6. BeritaSatu. (2025, Juni 23). Iran undang Prabowo ke Teheran, bukti Indonesia punya posisi strategis. https://www.beritasatu.com/internasional/2897295/iran-undang-prabowo-ke-teheran-bukti-indonesia-punya-posisi-strategis
  7. Republika. (2025, Juni 24). Posisi strategis Indonesia di tengah perang Israel-Iran. https://analisis.republika.co.id/berita/sxzeez451/posisi-strategis-indonesia-di-tengah-perang-israeliran
  8. Tribunnews. (2025, Juni 24). Pernyataan sikap dan rekomendasi PPI Dunia terkait konflik Iran-Israel. https://www.tribunnews.com/internasional/2025/06/24/pernyataan-sikap-dan-rekomendasi-ppi-dunia-terkait-konflik-iran-israel
  9. Katadata. (2025, Juni 23). Fakta serangan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar. https://katadata.co.id/berita/internasional/685a58fc482be/fakta-terkait-serangan-iran-ke-pangkalan-militer-as-di-qatar
  10. Wikipedia. (2025, Juni 24). Konflik Israel–Iran. Wikipedia Bahasa Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Israel%E2%80%93Iran

Posting Komentar

0 Komentar