Malam itu langit bersih tanpa awan. Bulan purnama menggantung megah, menyinari bumi dengan cahaya perak yang dingin dan membius. Namun, di balik keindahan itu, ada sesuatu yang lain—sesuatu yang tak seharusnya ada. Sebuah bayangan muncul, samar namun jelas, melayang di depan bulan. Bentuknya menyerupai manusia, berdiri diam seolah sedang mengawasi dari kejauhan. Video amatir yang merekam momen tersebut pun langsung viral, mengundang pertanyaan yang tak kunjung terjawab: siapa—atau apa—yang ada di sana?
1. Pink Moon dan Misteri di Balik Namanya
Bulan purnama selalu punya daya tarik tersendiri, tapi di bulan April, cahayanya terasa berbeda. Orang-orang menyebutnya sebagai Pink Moon, sebuah nama yang terdengar manis, tapi menyimpan sejarah panjang dan simbolisme yang tak kalah dalam.
Nama ini pertama kali dikenal dari tradisi suku-suku asli Amerika Utara, seperti Algonquin dan Cree. Mereka menamai setiap bulan purnama berdasarkan kejadian alam yang mereka amati. Untuk bulan April, mereka memilih nama Pink Moon, merujuk pada mekarnya bunga liar merah muda bernama phlox subulata—bunga musim semi pertama yang menghampar di ladang-ladang setelah musim dingin pergi.
sumber: thescottishsun.co.uk
Secara ilmiah, bulan ini hanyalah bulan purnama di bulan April, atau disebut juga April Full Moon. Dalam literatur astronomi, tak ada istilah resmi “Pink Moon”—istilah itu lebih merupakan bagian dari warisan budaya yang kemudian dipopulerkan lewat The Farmer’s Almanac, kalender petani yang digunakan sejak abad ke-18 untuk membantu menentukan musim tanam dan panen.
Namun, entah karena keunikannya atau karena kebetulan yang terus berulang, Pink Moon sering kali dikaitkan dengan fenomena-fenomena aneh yang terjadi di langit malam. Salah satunya—yang baru-baru ini viral—adalah penampakan sosok bayangan mirip manusia yang muncul seolah-olah berdiri di depan permukaan bulan.
Sebuah kebetulan? Ilusi optik? Atau justru sesuatu yang selama ini tersembunyi dan baru memperlihatkan dirinya di malam-malam tertentu?
2. Cirebon dan Pink Moon
Malam tanggal 23 April 2025 seharusnya menjadi malam yang biasa di Cirebon. Langit bersih, udara relatif tenang, dan bulan purnama menggantung sempurna di atas horison. Tapi ketenangan itu berubah menjadi kehebohan dunia maya setelah seorang pengguna media sosial mengunggah sebuah video amatir yang memperlihatkan sesuatu yang janggal—sebuah sosok gelap berdiri di depan bulan.
Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat siluet hitam menyerupai tubuh manusia, lengkap dengan kepala, bahu, dan postur tegak. Sosok itu tampak berdiri diam di tengah lingkaran cahaya bulan, tanpa sayap, tanpa gerakan, dan tanpa penjelasan logis. Tidak tampak seperti drone. Tidak seperti pesawat. Dan terlalu besar untuk dianggap seekor burung.
Unggahan itu sontak viral. Dalam hitungan jam, berbagai akun membagikan ulang video tersebut dengan beragam spekulasi: dari malaikat penjaga langit, alien pengamat bumi, hingga makhluk astral yang sedang ‘berjalan’ di dimensi berbeda. Ada pula yang menganggap ini pertanda buruk atau isyarat dari alam.
Namun, yang paling menarik bukan hanya videonya, melainkan rangkaian foto yang menyusul setelahnya. Seseorang mengaku berhasil mengambil gambar secara beruntun dari malam yang sama. Dalam dua dari tiga foto yang dibagikannya, terlihat semacam makhluk kecil bersayap yang melayang jauh dari bulan, seolah sedang menjauh atau… kembali ke tempat asalnya.
sumber: ulasbandung.com
Sementara sebagian menyambutnya dengan rasa takjub dan rasa takut, ada pula yang mencoba mencari penjelasan rasional. Beberapa mengusulkan teori tentang pareidolia, efek optik, atau bayangan dari benda langit lain. Namun sejauh ini, tak ada penjelasan yang betul-betul memuaskan.
3. Penampakan Serupa di Kolaka dan Daerah Lain
Cirebon bukan satu-satunya tempat yang pernah digemparkan oleh kemunculan sosok misterius di hadapan bulan. Beberapa tahun sebelumnya, pada bulan Oktober 2021, sebuah video serupa muncul dari wilayah Kolaka, Sulawesi Tenggara. Bedanya, kali ini penampakannya terjadi saat bulan berada lebih tinggi di langit, dan siluetnya tampak lebih ramping—tapi tetap memiliki ciri manusia: dua tangan, dua kaki, dan postur yang berdiri tegak.
sumber: sultra.tribunnews.com
Rekaman itu sempat jadi pembicaraan hangat di komunitas pecinta fenomena langit dan penggemar misteri. Sayangnya, dokumentasi visualnya tidak setajam video dari Cirebon, sehingga banyak yang menganggapnya rekayasa atau hanya permainan cahaya. Tapi bagi sebagian orang, kemiripan pola antara kedua kejadian ini terlalu besar untuk diabaikan.
Lalu muncul kisah dari warga lokal di daerah pegunungan Sulawesi, yang mengaku sering melihat "bayangan hitam berdiri di udara" saat bulan purnama. Menurut mereka, sosok itu bukan makhluk asing, melainkan bagian dari cerita turun-temurun—penjaga langit yang hanya muncul saat terang bulan penuh menyinari bumi.
Ada pula laporan tak terdokumentasi dari daerah pedesaan di Jawa Barat, Kalimantan, hingga Sumatera, dengan deskripsi yang mengerucut pada satu ciri yang sama: bayangan hitam, tidak bersayap, berdiri diam menghadap bulan. Bahkan, sebagian saksi menyebutkan mereka merasa seolah sedang "diawasi" saat memandang bulan, seperti ada mata tak kasatmata yang menatap balik dari kegelapan.
4. Pareidolia dan Imajinasi
Ketika seseorang melihat sosok bayangan berdiri di depan bulan, apakah itu benar-benar sesuatu di luar sana—atau hanya bayangan yang diciptakan oleh otaknya sendiri?
Fenomena ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai pareidolia. Ini adalah kecenderungan alami manusia untuk melihat pola yang familiar, seperti wajah atau bentuk tubuh, di objek yang sebetulnya acak: awan, asap, permukaan batu, bahkan cahaya di langit. Otak manusia memang sangat terlatih untuk mengenali bentuk-bentuk wajah atau siluet karena alasan evolusioner—dulu kita perlu mendeteksi keberadaan manusia (atau ancaman) dalam waktu singkat.
Dalam kasus penampakan sosok di depan bulan, bisa jadi yang dilihat adalah kombinasi dari bayangan atmosfer, refleksi lensa kamera, atau benda kecil yang terbang tepat di jalur pandang, yang kemudian “disusun” oleh otak menjadi sosok manusia karena bentuknya yang kebetulan mirip.
sumber: kabar6.com
Tapi pareidolia bukan satu-satunya teori. Beberapa astronom amatir menyebut kemungkinan lain, seperti satelit kecil atau fragmen benda luar angkasa yang melintas secara acak, dan karena posisinya tepat di antara pengamat dan bulan, terlihat seperti bayangan berdiri.
Yang menarik, meskipun teori-teori ini rasional dan masuk akal, tidak semuanya bisa menjelaskan keheningan sosok tersebut, yang dalam banyak rekaman tampak tidak bergerak sama sekali selama beberapa detik. Jika itu adalah drone atau satelit, mestinya ada pergerakan—namun kenyataannya, sosok itu tampak "diam" dengan cara yang tidak wajar.
5. Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Penampakan sosok gelap di depan bulan purnama, baik di Cirebon, Kolaka, maupun tempat lain, meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Apakah ini sekadar ilusi optik, permainan cahaya, atau mungkin fenomena alam yang belum sepenuhnya dipahami? Ataukah, seperti yang digemakan oleh beberapa saksi, ini adalah pertanda dari sesuatu yang lebih besar, sebuah peringatan dari alam atau entitas yang berada di luar jangkauan pemahaman manusia?
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya alat perekam, kita mungkin akan terus menyaksikan berbagai penampakan serupa di masa depan. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa kita hanya dapat melihat sebagian kecil dari apa yang sebenarnya ada di luar sana. Bumi ini adalah bagian kecil dari alam semesta yang tak terbatas, dan langit malam mungkin menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang bisa kita bayangkan.
Misteri ini mungkin akan tetap menggantung, seperti bulan purnama yang selalu hadir dengan cahayanya yang misterius. Mungkin, di malam lain, di tempat lain, sosok itu akan muncul kembali. Apakah kali ini kita akan mampu mengungkap kebenaran di baliknya? Atau, seperti banyak misteri lainnya, akan tetap menjadi teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan oleh generasi mendatang?
Hanya waktu yang akan menjawab.
0 Komentar