MISTERI TULISAN YAJUJ MAJUJ PADA PETA DUNIA AL IDRISI
Peta dunia adalah salah satu karya ilmiah yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia. Dengan peta, kita dapat mengetahui letak, bentuk, dan ukuran berbagai wilayah di bumi. Salah satu peta dunia yang paling terkenal dan berpengaruh adalah peta yang dibuat oleh seorang ilmuwan muslim bernama Al Idrisi pada abad ke-12 Masehi. Peta ini tidak hanya menampilkan detail geografis yang akurat, tetapi juga menyimpan beberapa misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Salah satunya adalah tulisan yajuj majuj yang terdapat pada bagian utara peta.
Yajuj majuj adalah dua kelompok makhluk yang disebutkan dalam Al Quran dan hadits sebagai salah satu tanda-tanda kiamat. Mereka digambarkan sebagai makhluk yang sangat banyak, bengis, dan merusak. Mereka dikatakan terkurung di balik tembok besar yang dibangun oleh Zulkarnain, seorang raja yang adil dan saleh. Namun, suatu saat mereka akan berhasil menembus tembok tersebut dan menimbulkan kekacauan di bumi. Pertanyaannya adalah, di mana sebenarnya lokasi yajuj majuj dan tembok Zulkarnain itu?
Siapa Al Idrisi dan Bagaimana Ia Membuat Peta Dunia?
Al Idrisi adalah nama panggilan dari Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Idris al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti. Ia lahir di Ceuta, Maroko pada tahun 1100 M dan meninggal di Palermo, Sisilia pada tahun 1165 atau 1166 M. Ia adalah seorang ahli geografi, kartografer, penjelajah, botani, dan dokter yang diakui sebagai salah satu ilmuwan muslim terbesar sepanjang masa.
Al Idrisi belajar ilmu bumi dan geografi sejak kecil dan menempuh pendidikan di Cordoba, Spanyol. Ia juga menjelajahi berbagai wilayah di Eropa dan Afrika, serta berinteraksi dengan pedagang dan warga asing untuk mengumpulkan data geografis. Karena keahlian dan ketertarikannya, ia mendapat perhatian dari Raja Roger II dari Sisilia, seorang penguasa Norman yang toleran terhadap kaum muslim. Raja Roger II meminta Al Idrisi untuk bekerja sama dengannya dalam membuat peta dunia yang lengkap dan akurat.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, Al Idrisi membutuhkan waktu 15 tahun. Ia menggunakan berbagai sumber informasi, seperti catatan geografis ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, hasil pengamatan langsung, dan kesaksian para pelaut dan penjelajah. Ia juga mengadakan survei dan pengukuran sistematis dengan menggunakan alat-alat seperti astrolab, kompas, dan jam matahari. Hasilnya, ia berhasil membuat peta dunia yang sangat detail dan cermat, yang mencakup tujuh benua, pulau-pulau, sungai, danau, pegunungan, kota-kota, dan jalur perdagangan.
Peta dunia Al Idrisi dibuat dalam bentuk bola dunia dari perak seberat 400 ons, yang memiliki diameter sekitar 80 cm. Peta ini juga disertai dengan buku ensiklopedia yang berjudul Kitab al-Rujari (Buku Roger) sebagai penghormatan kepada Raja Roger II. Buku ini berisi penjelasan tentang setiap wilayah yang ditampilkan dalam peta, termasuk iklim, flora, fauna, sejarah, budaya, dan keadaan sosial-ekonomi. Peta dan buku Al Idrisi menjadi karya monumental yang sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penjelajahan dunia.
Bagaimana Bentuk dan Orientasi Peta Dunia Al Idrisi?
Peta dunia Al Idrisi memiliki bentuk dan orientasi yang berbeda dengan peta-peta modern yang kita kenal sekarang. Peta Al Idrisi dibuat dengan orientasi selatan di atas dan utara di bawah, sesuai dengan arah kiblat yang menghadap ke Ka’bah di Mekkah. Peta ini juga dibagi menjadi tujuh iklim atau zona, yang masing-masing terdiri dari sepuluh bagian. Setiap bagian memiliki ukuran sekitar 10 derajat bujur dan 7 derajat lintang. Peta ini juga dilengkapi dengan garis-garis lintang dan bujur, serta skala jarak yang menggunakan satuan mil.
Peta dunia Al Idrisi menampilkan berbagai wilayah yang dikenal pada zamannya, mulai dari Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia. Peta ini juga menunjukkan beberapa wilayah yang belum banyak dieksplorasi, seperti Amerika, Antartika, dan Samudra Pasifik. Peta ini juga menggambarkan beberapa fenomena alam yang menarik, seperti gunung berapi, air terjun, dan gurun pasir. Peta ini juga mencantumkan nama-nama tempat yang berasal dari berbagai bahasa, seperti Arab, Latin, Yunani, Persia, dan Sanskerta.
Salah satu hal yang menarik dari peta dunia Al Idrisi adalah adanya tulisan yajuj majuj yang terletak di bagian utara peta, di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Tulisan ini ditulis dalam huruf Arab yang berbunyi “ها هنا يأجوج ومأجوج” yang artinya “Di sini (ada) yajuj dan majuj”. Tulisan ini menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi tentang makna dan asal-usulnya.
Apa Makna dan Asal-Usul Tulisan Yajuj Majuj pada Peta Dunia Al Idrisi?
Tulisan yajuj majuj pada peta dunia Al Idrisi merupakan salah satu misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Ada beberapa kemungkinan makna dan asal-usul tulisan ini, yang dapat dikaji dari sudut pandang agama, sejarah, dan geografi.
Dari sudut pandang agama, tulisan yajuj majuj dapat dihubungkan dengan ajaran Islam tentang makhluk akhir zaman yang disebut yajuj dan majuj. Menurut Al Quran dan hadits, yajuj dan majuj adalah dua kelompok makhluk yang berasal dari keturunan Nuh AS. Mereka memiliki sifat yang sangat jahat, rakus, dan merusak. Mereka pernah mengganggu dan menyerang manusia di masa lalu, sehingga Zulkarnain, seorang raja yang adil dan saleh, membangun tembok besar dari besi dan tembaga untuk mengurung mereka. Namun, pada akhir zaman, yajuj dan majuj akan berhasil menembus tembok tersebut dan menimbulkan kekacauan di bumi, hingga akhirnya dibinasakan oleh Allah SWT.
Dari sudut pandang sejarah, tulisan yajuj majuj dapat dihubungkan dengan beberapa peristiwa dan tokoh yang ada kaitannya dengan peta dunia Al Idrisi. Salah satunya adalah Raja Roger II dari Sisilia, yang merupakan pemberi tugas kepada Al Idrisi untuk membuat peta dunia. Raja Roger II adalah seorang penguasa Norman yang berasal dari Prancis. Norman adalah salah satu suku bangsa yang terlibat dalam Perang Salib, yaitu perang antara kaum Kristen dan kaum Muslim yang berlangsung selama beberapa abad.
Perang Salib dipicu oleh ambisi para penguasa Eropa untuk merebut Tanah Suci dari tangan kaum Muslim. Salah satu motif Perang Salib adalah adanya keyakinan bahwa Yerusalem adalah tempat di mana Yesus akan turun kembali untuk menghadapi Antikristus dan Gog dan Magog, yang dianggap sebagai musuh akhir zaman oleh kaum Kristen.
Apa Hubungan Antara Gog dan Magog dengan Yajuj dan Majuj?
Gog dan Magog adalah istilah yang digunakan dalam Alkitab untuk menyebut dua kelompok makhluk yang akan menyerang Israel pada akhir zaman. Istilah ini memiliki kemiripan dengan yajuj dan majuj dalam ajaran Islam, tetapi ada beberapa perbedaan dan persamaan antara keduanya.
Perbedaan antara Gog dan Magog dengan yajuj dan majuj adalah sebagai berikut:
- Gog dan Magog adalah nama-nama bangsa atau negara, sedangkan yajuj dan majuj adalah nama-nama individu atau kelompok.
- Gog dan Magog berasal dari wilayah utara Israel, yaitu Rusia, Turki, Iran, dan sekitarnya, sedangkan yajuj dan majuj berasal dari wilayah timur Israel, yaitu Asia Tengah, Mongolia, dan sekitarnya.
- Gog dan Magog akan menyerang Israel pada saat Armagedon, yaitu perang besar antara kekuatan baik dan jahat, sedangkan yajuj dan majuj akan menyerang umat manusia pada saat Isa as turun kembali ke bumi.
- Gog dan Magog akan dibinasakan oleh api dari langit yang dikirim oleh Allah, sedangkan yajuj dan majuj akan dibinasakan oleh cacing yang akan memakan leher mereka.
Persamaan antara Gog dan Magog dengan yajuj dan majuj adalah sebagai berikut:
- Gog dan Magog dan yajuj dan majuj adalah makhluk yang sangat banyak, bengis, dan merusak.
- Gog dan Magog dan yajuj dan majuj adalah tanda-tanda akhir zaman yang akan muncul sebelum hari kiamat.
- Gog dan Magog dan yajuj dan majuj adalah musuh bagi umat Allah, baik Yahudi, Kristen, maupun Muslim.
- Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa Gog dan Magog dan yajuj dan majuj adalah dua entitas yang berbeda, tetapi memiliki beberapa kesamaan dalam hal sifat, peran, dan nasib. Kemungkinan, istilah Gog dan Magog dan yajuj dan majuj berasal dari sumber yang sama, yaitu tradisi lisan atau tulisan kuno yang kemudian disesuaikan dengan kepercayaan dan konteks masing-masing agama.
Apa Kaitan Tulisan Yajuj Majuj pada Peta Dunia Al Idrisi dengan Lokasi Yajuj Majuj dan Tembok Zulkarnain?
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh para peneliti dan penasaran tentang tulisan yajuj majuj pada peta dunia Al Idrisi adalah apakah tulisan tersebut menunjukkan lokasi sebenarnya dari yajuj majuj dan tembok Zulkarnain. Apakah Al Idrisi memiliki informasi rahasia atau petunjuk yang tidak diketahui oleh orang lain? Apakah Al Idrisi berusaha menyampaikan pesan atau peringatan kepada umat manusia?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu menelusuri kembali sumber informasi yang digunakan oleh Al Idrisi dalam membuat peta dunia. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Al Idrisi menggunakan berbagai sumber informasi, seperti catatan geografis ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, hasil pengamatan langsung, dan kesaksian para pelaut dan penjelajah. Salah satu sumber informasi yang paling penting dan berpengaruh bagi Al Idrisi adalah kitab geografi yang ditulis oleh seorang ilmuwan muslim bernama Al Khwarizmi pada abad ke-9 Masehi.
Al Khwarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, dan geografi yang terkenal sebagai penemu aljabar. Ia juga menulis sebuah kitab geografi yang berjudul Kitab Surat al-Ardh (Buku Gambaran Bumi), yang berisi peta dunia dan deskripsi tentang berbagai wilayah di bumi. Kitab ini dianggap sebagai salah satu karya geografi terbaik pada zamannya, dan menjadi sumber inspirasi bagi Al Idrisi dan ilmuwan-ilmuwan lainnya.
Dalam kitab geografi Al Khwarizmi, terdapat sebuah bagian yang membahas tentang yajuj majuj dan tembok Zulkarnain. Al Khwarizmi mengutip beberapa riwayat dan pendapat yang berbeda-beda tentang lokasi dan bentuk tembok Zulkarnain. Salah satu riwayat yang ia kutip adalah sebagai berikut:
“Ada yang mengatakan bahwa tembok Zulkarnain adalah tembok yang dibangun oleh Iskandar (Aleksander Agung) di antara dua gunung di wilayah Darband, yang terletak di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Tembok ini dibangun dari besi dan tembaga, dan memiliki tinggi sekitar 50 hasta dan lebar sekitar 10 hasta. Di balik tembok ini, ada yajuj dan majuj, yang merupakan dua kelompok manusia yang sangat banyak dan bengis. Mereka terus mencoba menembus tembok tersebut, tetapi tidak berhasil. Namun, pada akhir zaman, mereka akan berhasil menembus tembok tersebut dan menimbulkan kekacauan di bumi.”
Riwayat ini tampaknya menjadi sumber informasi bagi Al Idrisi dalam menulis tulisan yajuj majuj pada peta dunia. Lokasi tembok Zulkarnain yang disebutkan dalam riwayat ini sesuai dengan lokasi tulisan yajuj majuj pada peta dunia Al Idrisi, yaitu di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Selain itu, nama Darband juga terdapat pada peta dunia Al Idrisi, yang menunjukkan bahwa Al Idrisi mengenal wilayah tersebut.
Namun, apakah riwayat ini benar dan dapat dipercaya? Apakah tembok Zulkarnain yang dibangun oleh Iskandar benar-benar ada dan masih berdiri hingga kini? Apakah yajuj dan majuj benar-benar terkurung di balik tembok tersebut? Ataukah ini hanya cerita dongeng yang tidak memiliki dasar yang kuat?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melakukan penelitian dan verifikasi lebih lanjut dengan menggunakan metode ilmiah dan objektif. Kita perlu mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mendukung atau membantah riwayat ini, seperti bukti arkeologis, sejarah, geologi, biologi, dan lain-lain. Kita juga perlu membandingkan riwayat ini dengan riwayat-riwayat lain yang ada, serta dengan sumber-sumber lain yang relevan, seperti Al Quran, hadits, dan kitab-kitab ilmiah.
Dengan demikian, kita dapat mengetahui kebenaran dan kenyataan tentang tulisan yajuj majuj pada peta dunia Al Idrisi, serta lokasi yajuj majuj dan tembok Zulkarnain. Kita juga dapat mengetahui makna dan hikmah yang terkandung dalam tulisan tersebut, serta implikasinya bagi kehidupan kita sebagai umat manusia.
Komentar
Posting Komentar